Dua Etika Yang Harus Diperhatikan Orang Yang Berpuasa ~ Saat tulisan ini dibuat Ramadhan kali ini sudah mencapai hari ke-24. Artinya, Lebaran sebentar lagi tiba.
Bagi sebagian masyarat Indonesia, seminggu sebelum sebelum Ramadhan, biasanya mereka mempersiapkan diri untuk menyambut hari yang katanya hari kememangan itu.
Apa saja yang dipersiapkan? beberapa yang sangat umum dipersiapkan antara lain :
- Kue Lebaran
- Mudik
- Belanja Baju Lebaran
Sudah kayaknya tiha hal ini yang paling sering dipersiapkan, jika para pembaca punya hal lain, boleh silahkan cantumkan di kolom komentar.
Nah, sebenarnya tulisan ini tidak hendak membahas tradisi mempersiapkan dan menyambut lebaran, tapi tentang etika yang harus diperhatikan orang yang berpuasa.
Saya yakin tulisan ini penting, walaupun terkesan terlambat, lantaran banyak diantara kita yang terlena dengan persiapan menyambut lebaran, yang selanjutnya mengabaikan dua etika ini. Apa sajkah etika tersebut?
Dikutip dari Kitab Keutamaan Puasa Karya Ibnu Hajar al-Haitami, ada dua etika yang harus diperhatikan oleh orang yang berpuasa, yaitu :
1. Etika Zhahir/ Jasmani
Etika yang pertama ini berkaitan dengan jasmani orang yang berpuasa, diantara etika kategori Zahir antara lain :
a. Menyegerakan Berbuka Puasa.
Banyak sekali riwayat hadith yang menegaskan tentang anjuran mengerakan berbuka puasa ini, antara lain hadith yang diriwayatkan oleh Sahal bin Sa'ad ra. Rasulullah saw. bersabda "Manusia senantiasa dalam kebaikan, selama mereka masih menyegerakan berbupa puasa" [Hadith disebutkan dalam Shahih Bukhari, dan Shahih Muslim, Bab Puasa].
Terdapat pula sebuah hadith, yang menyatakan bahwa mengerakan berbuka puasa sangat dianjurkan, lantaran orang yahudi dan nasrani justru mengakhirkannya. [Lihat, Sunan Abu Dawud, Hadith ke- 2353]
b. Mendahulukan Kurma, dan Air
Mendahulukan kurma daripada makanan lain, merupakan cara Berbuka Puasa Ala Nabi yang perlu diketahui dan diterapkan.
c. Membaca Doa Berbuka Puasa
Banyak sekali riwayat yang menjelaskan tentang doa berbuka puasa, dan salah satu yang sangat terkenal serta dijadikan rujukan, adalah hadith yang riwayatkan oleh Abu Dawud, dari dua sanad yang berbeda.
Pertama dari Mu'adz bin Zahrah, Rasulullah saw. ketika berpuasa membaca doa "
اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت
Kedua, dari Abdullah bin Umar ra. Rasulullah saw. ketika berbuka puasa membaca doa :
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
[Lihat : Sunan Abu Dawud, Pembahasan Puasa]
d. Mengakhirkan Sahur.
Jika pada saat berbuka puasa kita dianjurkan untuk bersegera, berbeda ketika sahur, justru sangat dianjurkan untuk mengakhirkan.
Dan masih banyak lagi macam-macam etika berpuasa pada kategori zahir ini, mislanya menjaga diri dari hal yang diharamkan, meningkaykan ibadah khususnya pada 10 Akhir bulan Ramadan, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
2. Etika Batin
Etika batin tentu saja sifatnya abstrak, lebih kepada nilai dai puasa itu sendiri. Kenapa etika batin ini perlu diperhatikan? mengingat ada tiga tingkatan orang berpuasa :
a. Puasa Orang Umum
Adalah tingkatan orang berpuasa yang menahan lapar dan menjauhi segala yang membatalkan menurut fiqih. Hal ini pernah saya jelaskan dalam Penjelasan Lengkap Puasa Ramadan
b. Puasa Orang Khusus
Adalah puasa orang yanglebih dari yang pertama, selain menjaga dari hal yang membatalkan orang ini juga menjaga pengelihatan, pendengaran dan panca indra yang lain, dari hal-hal yang dilarang agama.
c. Puasa Khususnya orang khusus
Adalah tingkatan puasa paling tinggi, yaitu orang yang tidak hanya pada tingkatan pertama dan kedua, orang ini juga tidak sama sekali melupakan Allah swt. dan dia akan menganggap batal, jika fikiran dan hatinya sampai lupa dari Allah swt.
Demikianlah uraian tentang Dua Etika Yang Harus Diperhatikan Orang Berpuasa. Jadi walaupun kita sebentar lagi akan menyambut lebaran, tapi jangan sampai kita melupakan kedua etika diatas.
0 Response to "Ini Dua Etika Yang Harus Diperhatikan Orang Berpuasa"
Post a Comment