Download al-Manhalul Latif, Karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki ~ selamat datang kembali para pembaca Galeri Kitab Kuning.
Masih tetang download Buku dan Kitab Versi PDF, kali akan kami bagikan sebuah kitab yang membahas tentang Ilmu al-Hadith tepatnya Mustalah Hadith, karya Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Seperti apakah kitab itu? berikut ini penjelasan singkatnya
Resensi Kitab al-Manhalul Latif
Kitab yang dimaksud bernama al-Manhalul Latif Fi Ushul al-Hadith al-Syarif, dalam terjemah bahasa indonesia berarti " Sumber yang lembut, Dalam pembahasan Pokok-pokok Hadith"
Kitab ini terdiri dari Enam Pasal utama, yaitu :
- Pasal Pertama, membahas tentang definisi serta penjelasan lengkap tentang kehujjan sunnah, sunnah sebagai sumber hukum kedua setelah al-Quran, sejarah kodifikasinya, serta perhatian umat Islam terhadap Sunnah, dan semanagat mereka dalam menjaga keotentikannya.
- Pasal Kedua, Memuat tentang berbagai macam definisi istilah-istilah yang sering ditemukan dalam Ilmu Mustalah, serta beberapa penjelasan berkenaan keutamaan mempelajarinya.
- Pasal Ketiga, Berisi tentang defini dan penjelasan lengkap seputar ilmu Mustalah Hadith
- Pasal Keempat, Membahas hal-hal yang berkaitan dengan sahabat, mulai dari definisi sahabat, keutamaan mereka, tingkatan serta orang-orang yag paling banyak meriwayatkan hadith diantara mereka.
- Pasal Kelima, Membahas tentang tingkatan-tingkatan kitab-kitab hadith, seperti Kutub al-Sittah.
- Pasal keenam, Membahas tentang Imam-imam / Tokoh-tokoh Ahli Hadith, serta penjelasan beberapa karya mereka
Kitab ini sangat baik bagi para pemula yang ingin mempelajari seluk beluk tentang hadith Rasulullah saw, selain bahasanya yang mudah dipahami, penjelasannya pun kerap kali dilengkapi dengan Dalil al-Quran maupun hadith itu sendiri.
Selain itu, pengarang Tiga Kitab Tentang Ziarah Makam Rasulullah saw, ini juga tidak jarang memberikan komentar terhadap hal yang penting, seperti ketika mengomentari proses penulisan Hadith.
Hal tersebut berawal ketika terdapat beberapa hadith yang secara dhahir terlihat ada petentangan, disatu sisi ada hadith Rasulullah saw. melarang menulis selain al-Quran.
Namun disisi lain terdapat hadith yang justru menganjurkan menulis [walaupun secara eksplisit tidak memerintahkan menulis hadith]
Dalam menyikapi kedua dalil yang nampaknya bertentangn ini, pengarang selanjutnya meninjau dari segi, kemungkinan hadith mana yang terlebih dahulu, dan hadith yang datang kemudian.
Secara singkat, berikut ini komentar Sayyid Muhammad bin Alawi al-Mailiki :
- Larangan Menulis Hadith datang sebelim Diperbolehkan
Jika kenyatannya, hadith memperbolehkan menulis, datang setelah ada larangan menulis, maka permasalahan sudah jelas, artinya menulis hadith tidak ada masalah.
- Larangan Menulis Hadith datang setelah diperbolehkan
Jika ternyata, hadith yang memperbolehkan menulis justru datang sebelum hadith tentang larangan menulis hadith, maka pada perlu dipahami bahwa larangan itu semata-mata bertujuan agar al-Quran tidak tercampur dengan hadith. Sehingga hadith dilarang untuk ditulis.
Kekhawatiran itu, tentu ada ketika awal-awal Islam, dan sebelum banyaknya para sahabat yang sudah hafal al-Quran. Maka sangat wajar bisa Hadith dilarang ditulis.
Namun tidak dengan setelah masa tersebut, dimana para sahabat sudah mulai banyak yang hafal al-Quran, sehingga sudah tidak ada lagi kekhawatiran akan tercampurnya al-Quran dan hadith.
Bahkan ketika hadith tidak segera ditulis, maka justru akan berdampak tidak baik bagi Syariat Islam.
Berikut ini kami berikan screenshot penjelasan diatas, dari kitab al-Manhalul Latif.
Nah, apakah anda tertarik mendapatkan kitab ini? jangan terburu-buru silahkan baca dulu keterangannya berikut ini .
عنوان الكتاب : المنهل اللطيف في أصول الحديث الشريفالمؤلف : الدكتور السيد محمد بن علوي المالكي الحسني
Name : al-Manhalu Latif Fi Ushul al-Hadith al-Syarif
Author : Sayyid Dr. Muhammad bin Alawi al-Maliki
File : PDF
Size : 6 MB
Pages : 300
Year : 2000
Uploaded By : Abdurrohim Rhasya
Download From : archive.org
0 Response to "Download al-Manhalul Latif, Karya Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki"
Post a Comment